Kamu Lelah Berjuang? Mungkin Ini Saatnya Kamu Serahkan Semua ke Allah
Ada kalanya kita merasa lelah:
Di titik itulah, seorang mukmin diuji:
Apakah kita masih yakin kepada Allah, atau mulai putus asa?
Dalam Islam, keberhasilan bukan hanya soal hasil. Tapi bagaimana kita tetap taat dalam proses, dan menyerahkan sisanya kepada Allah.
“Dan hanya kepada Allah-lah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang beriman.”
(QS. Al-Ma’idah: 23)
Ketika kamu sudah berikhtiar semampumu, tapi hasil belum tampak, itulah tanda waktunya kamu berserah penuh kepada Allah (tawakal).
Rasulullah ﷺ pernah mengalami kelelahan, kesedihan, bahkan tekanan berat dari kaum Quraisy. Tapi beliau tidak berhenti — karena beliau tahu, ada Allah yang menguatkan.
“Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkan kamu…”
(QS. Ali ‘Imran: 160)
Jika ini kamu alami, itu bukan tanda kamu kalah, tapi mungkin tanda kamu harus lebih pasrah.
Menyerahkan kepada Allah bukan berarti berhenti berjuang, tapi mengakui bahwa:
“Aku tidak bisa tanpamu ya Allah…”
Bahkan Rasulullah ﷺ mengajarkan doa istimewa ini dalam kondisi sulit:
“Ya Hayyu, Ya Qayyum, bi rahmatika astaghits, ashlih li sya’ni kullah, wa la takilni ila nafsi tharfata ‘ain”
Artinya:
“Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan, perbaikilah seluruh urusanku dan jangan Engkau serahkan aku kepada diriku sendiri walau sekejap mata.”
(HR. An-Nasa’i)
Jika kamu sudah di titik paling bawah, yakinlah:
Itu bukan akhir — tapi awal Allah menyambutmu.
“Bukankah Aku telah melapangkan dadamu? Dan Kami angkat beban darimu…”
(QS. Asy-Syarh: 1–2)
Berhenti sebentar bukan berarti kalah.
Serahkan semuanya kepada Allah, karena Dia tak pernah mengecewakan hamba yang bergantung pada-Nya.
Komentar Terbaru